She’s Not You | Oneshoot

Gambar

Perbedaan itu terlihat dan terasa dengan sangat jelas. Saat aku bersamamu berbeda dengan saat aku bersamanya. Caranya tersenyum, meskipun itu menawan berbeda dengan caramu tersenyum yang terlihat beribu juta lebih menawan dimataku. Caramu memperlakukanku berbeda dengan caranya memperlakukan diriku. Terlebih lagi, cintamu padaku sungguh berbeda dengan rasa cintanya padaku. Meskipun mungkin rasanya lebih besar, lebih banyak, tapi aku hanya menginginkanmu. Aku hanya membutuhkanmu. Karena aku tau, dia bukanlah dirimu. Bukanlah dirimu yang kuinginkan

Author        :    Kwon Hye Na

Cast            :

  • Cho Kyuhyun
  • Lee Hye Hee
  • And other

Kyuhyun POV

Aku bosan. Sungguh bosan dan rasanya ingin mati saja. Kenapa aku harus hidup seperti ini ? jika aku bisa memilih antara ‘mati’ dan ‘hidup’, dengan cepat aku akan memilih mati dibandingkan aku harus terus menerus menjalani kehidupan seperti ini. Tapi aku tau dengan pasti dia akan marah jika aku memilih pilihan itu.

Arrghh …. aku sudah mulai memikirkannya lagi. Kenapa dia tidak bisa hilang dari pikiranku ? kenapa dia masih saja ada dalam pikiranku ? bahkan kini aku bisa melihatnya duduk tak jauh dariku. Tersenyum lalu memberikan wink-nya itu.

Tanpa kusadari aku tersenyum. Melihatnya duduk disana, mekipun hanya sekedar imajinasiku meskipun hanya sekedar itu, tidak apa. Itu lebih baik daripada aku harus berhenti memikirikan dia dan tidak bisa melihatnya lagi meskipun aku hanya melihat imajinasiku sendiri.

“sejak kapan kau gila ?”

Aku tersadar dan menoleh kearah kananku. Hyuk jae menatapku bingung, begitu juga dengan ketiga temanku yang lainnya.

“aku tidak gila” bantahku pelan.

“oh, kau gila kyuhyun. Kau gila karena hye hee” kali ini aku menoleh kearah leeteuk menatapnya evil.

“kau harus melupakannya kyuhyun, kau tau itu. sebentar lagi dia akan menikah, dan orang yang dinikahinya itu bukanlah dirimu” nasihat sungmin sambil menatapku prihatin.

Aku bosan !! bosan diceramahi begini. Mereka selalu saja memaksakanku untuk melupakan hye hee hanya karena dia akan hidup bersama orang lain sebentar lagi. Dan aku sudah mengatakannya entah berapa kali, bahwa aku tidak bisa !! aku belum bisa melakukannya, hye hee, kenangan, semua tentang dia sangatlah berharga dan tidak ada yang bisa menyuruhku melupakannya begitu saja.

“kami akan membuatmu melupakannya” ujar donghae bersemangat dan kurasa sebentar lagi akan ada rencana mengerikan yang akan segera berjalan.

“sebentar lagi” hyuk jae memanjangkan lehernya melihat kearah pintu caffe.

“apa ?” tanyaku dingin sama sekali tidak berniat.

“kau tunggu saja” jawab hyuk jae.

TRING ….

“ah, itu mereka” ujar hyuk jae bersemangat dan kulihat sungmin, leeteuk serta donghae juga ikut bersemangat.

Aku mengerutkan keningku bingung melihat mereka dan aku segera menyadarinya ketika lima orang yeoja berjalan kearah meja kami. Mereka tersenyum ramah dan mengambil tempat masing masing.

“kyuhyun, kenalkan. Ini choi re na” leeteuk memperkenalkan seorang yeoja dengan rambut hitam lurus dibawah pundak padaku dan aku langsung menyadari rencana mereka.

“annyeong, choi re na imnida” yeoja itu membungkuk memberi salam dan tersenyum, senyuman yang cantik.

“cho kyuhyun imnida” balasku tanpa nada tertarik sedikitpun.

15 menit dihabiskan dengan obrolan basi. Dan sepanjang obrolan itu aku hanya diam kecuali ditanya, aku akan menjawab, dengan jawaban yang singkat, padat dan jelas.

“kyuhyun, bisakah kau mengantar re na ? kami ada keperluan lain”

Aku menghela nafas pendek, menyembunyikan kekesalanku. Apa apaan ini. Jadi ini rencana mereka untuk membuatku melupakan hye hee. Dengan memperkenalkanku pada yeoja lain. Bermaksud menjodohkanku.

“baiklah” jawabku malas dan ekspresi bersyukur itu dengan jelas tampak diwajah keempat temanku itu.

Sebulan sejak pertemuan itu, aku dan re na menjadi dekat. Tentu saja dengan cipratan hasil rencana 4 serangkai yang tidak mau menyerah itu. harus kuakui, re na adalah yeoja yang pantas menjadi teman mengobrol. Dia bisa mengimbangi obralan kami selama aku mengenalnya. Dia yeoja yang baik dan entah kenapa aku bisa melihat rasa sukanya padaku. Entah kenapa.

Sebulan mengenalnya bukan berarti aku bisa menghilang sosok hye hee begitu saja. Malah sebaliknya, dia jadi semakin sering muncul, lebih sering menjadi imajinasiku tiba tiba. Seakan akan memperingatiku agar aku tidak melupakan dirinya.

Aku berjalan menyusuri rak sayuran sambil mendorong trolli. Hari minggu, hari belanja seperti biasa. Dan sudah hampir satu setengah bulan ini aku pergi ke supermarket untuk belanja sendirian. Biasanya hye hee bersamaku, dia menemaniku bahkan menyiapkan sarapan untukku, baju kerjaku, semuanya, layaknya dia adalah istriku.

“ah, aku lupa bumbu bulgogi” aku meringis kesal.

Hanya hye hee yang tau resep makanan itu. resep yang berbeda dari resep lainnya.

“kau lupa membeli sayur hijau, kyuhyun”

Aku mematung ditempatku dan dengan cepat membalikkan tubuhku. Disana berdiri sosok yeoja yang kurindukan selama ini. Dia memegang sayur ditangan kanannya. Apa ini imajinasiku lagi ? dan aku tersadar, ini bukan imajinasiku. Bagaimana mungkin ini sebuah imajinasiku jika kini dia berjalan mendekatiku, meletakkan sayur itu didalam trolliku. Aku bahkan bisa mencium parfum yang melekat ditubuhnya.

“kenapa kau melihatku seperti kau melihat hantu ?” tanyanya sambil mengembungkan pipinya.

Dan tanpa pikir panjang lagi aku menariknya dalam pelukanku, tanpa memperdulikan pandangan orang orang disekitar kami.

“apa kau tau betapa aku merindukanmu ?” bisikku tanpa berniat melepaskannya.

Dia tidak menjawab.

“apa kau tau bahwa aku tidak bisa berhenti memikirkanmu setiap detiknya ?”

Dia mulai bergerak dan bisa kurasakan dia membalas pelukanku.

“apa kau tau aku hampir saja gila kerena terus menerus berimajinasi tentang kehadiranmu disekitarku ?”

“kalau begitu kita sama dalam semua hal” ujarnya pelan membuatku membuka mataku.

“aku tidak tau seberapa besar kau merindukanku, yang kutau hanya aku yang setiap detiknya memikirkanmu, merindukanmu, membutuhkan kehadiranmu, dan aku yang sudah gila karena terus menerus merasakan dirimu disekitarku. Bahkan disaat aku duduk bersama orang lain” sambungnya lagi membuatku tersenyum.

Aku melepaskan pelukanku secara perlahan dan memandang wajahnya. Oh, betapa aku merindukan dirinya dan baru kusadari semua rasa rindu itu membuncah sekarang.

“kau mau memasakkan bulgogi untukku malam ini ?” tanyaku lembut.

Hye hee tersenyum lalu mengangguk pelan. Dia berjalan melewatiku dan mengambil alih trolli belanjaan dan kami menghabiskan 10 menit untuk berbelanja.

Hujan turun dan kami basah kuyup karena aku harus memarkir mobil dihalaman apartementku. Hye hee sedikit menggigil saat aku dan dia berada didalam lift menuju apartementku dilantai 6.

“pakai ini” ujarku sambil menyampirkan blazerku dipundaknya.

Hye hee mengadahkan kepalanya dan menatapku mataku terpaku pada dirinya.

“kau bisa kedinginan” bisiknya lembut.

Aku tersenyum lalu mengecup keningnya pelan. “lebih baik aku membeku kedinginan daripada aku harus melihatmu kedinginan meskipun itu hanya sekedar menggigil”

Hye hee muncul diambang pintu dapur dengan senyum mengejek. Dia memandangku seakan akan aku makhluk aneh yang memasuki dapur. Kemeja biru mudaku terlihat kebesaran ditubuhnya, dan dia membiarkan rambut bergelombangnya itu terurai.

“biar aku saja yang memasak, kau tunggu saja dimeja makan” perintahnya dan mendorongku menjauhi arena memasak.

Aku tersenyum geli lalu duduk dengan patuh dikursi dengan mata yang tak teralih dari sosoknya. Dia yang begitu sempurna dimataku dan tidak ada yang bisa mengalahkan kesempurnaanya dimataku hingga saat ini. Yeoja yeoja itu berbeda dengannya, sangat berbeda. Mereka bahkan tidak bisa membuatku salah tingkah jika berada didekat mereka, berbeda dengan saat aku berada didekat hye hee.

Ddrrrttt ….

Aku menoleh kearah meja kecil disamping kulkas lalu melihat hye hee mengambil ponselku dan menekannya lalu mendekatkannya ketelinga.

“ya, ini ponsel cho kyuhyun. Nuguseyo ?” hye hee memandangku.

“ah, ya” dia berjalan mendekatiku lalu menyodorkan ponselku.

“dari re na”  ujarnya pelan.

Aku menerima ponsel itu dengan rasa bersalah. Bagaimana bisa kau melupakan re na yang kadang meneleponku jika dia mau mengobrol.

“ya”

“tadi itu pacarmu ?” tanya re na terdengar kesal dan penasaran.

“bisa dibilang begitu”

“jadi aku mengganggu ?” kali ini kekecewaan itu terdengar dengan jelas.

Aku diam tidak menjawab.

“baiklah, aku akan menelepon nanti lagi. Maaf mengganggu” ujarnya dan pembicaraan terputus tanpa penyesalanku.

Aku meletakkan ponselku diatas meja makan lalu memandang hye hee yang sibuk dengan masakannya. Aku tau dia sedang gelisah sekarang. Aku bisa melihatnya dengan jelas.

“dia hanya temanku” ujarku pelan mencoba memperjelas.

“jika dia lebih dari sekedar temanmu juga tidak masalah bagiku” balasnya tanpa memandangku, dia membelakangiku.

“tapi aku bisa melihat kau sedang bermasalah tentang itu”

Hening.

“jangan berpura pura dihadapanku lee hye hee, kau tau aku sudah sangat mengenalmu”

Hye hee masih diam. “aku tidak berpura pura, itu memang tidak masalah. Aku bukan lagi seseorang yang penting bagimu, aku juga sudah mempunyai seorang tunangan. Lebih bagus malah jika yeoja itu adalah yeojachingumu, jadi kau tidak akan memikirkanku lagi. Jadi dengan kata lain aku tidak akan menganggumu lagi, dalam pikiranmu maupun didunia nyata” jelas hye hee saat dia membalikkan tubuhnya.

“jadi itu maumu ?” tanyaku.

Hye hee tidak menjawab dia meletakkan sepiring kimchi diatas meja makan.

“aku harus pulang” ujarnya pelan dan aku hanya bisa diam tak bisa menahan.

Aku tak sanggup melakukannya. Yang hye hee katakan benar, dia sudah mempunyai seorang tunangan dan akan lebih baik aku mencari seorang yeoja untuk menjadi yeojachinguku, meskipun yeoja itu bukanlah dirinya. Walaupun yeoja itu bukanlah yeoja yang kuinginkan seperti aku menginginkannya.

Sehari bersamanya, digantikan seminggu tanpa dirinya. Aku sudah mencoba menghubunginya beberapa kali, mengirimkan pesan, mendatangi apartementnya tapi hasilnya tetap sama. Aku tidak menemukannya.

“aku mencintaimu hye hee, aku sangat mencintaimu. Jika kau menginginkanku bersama orang lain, maaf. Maaf aku tidak bisa melakukannya. Perbedaan itu terlihat dan terasa dengan sangat jelas. Saat aku bersamamu berbeda dengan saat aku bersamanya. Caranya tersenyum, meskipun itu menawan berbeda dengan caramu tersenyum yang terlihat beribu juta lebih menawan dimataku. Caramu memperlakukanku berbeda dengan caranya memperlakukan diriku. Terlebih lagi, cintamu padaku sungguh berbeda dengan rasa cintanya padaku. Meskipun mungkin rasanya lebih besar, lebih banyak, tapi aku hanya menginginkanmu. Aku hanya membutuhkanmu. Karena aku tau, dia bukanlah dirimu. Bukanlah dirimu yang kuinginkan” aku terdiam sesaat.

“jadi kumohon hye hee, jangan minta padaku untuk melupakanmu. Jangan bilang padaku bahwa kau ingin aku hidup tanpamu karna aku tidak akan bisa melakukannya” ujarku pelan dan menekan tombol send voice box.

Dia tidak mengangkat telfonku jadi untuk puluhan kalinya aku mengirimkan pesan suara padanya.

Sebentar lagi, waktunya tinggal 3 hari lagi dan hidupku akan hancur jika pesta pernikahan itu benar benar berlangsung. Kumohon hye hee !! kumohon padamu !!

-Hye Hee POV

Aku berjalan cepat menyusuri lorong lantai 6 apartement kyuhyun. Aku sudah memutuskannya, aku sudah tau jawaban hatiku sebenarnya.

KREK ….

Langkahku terhenti saat melihat pintu apartement kyuhyun yang tak jauh dariku terbuka. Dan muncul sosok yeoja, yeoja itu tersenyum lalu membungkuk memberi salam. Siapa dia ?

Bisa kulihat kyuhyun yang tersenyum diambang pintu. Apakah itu yeoja yang bernama re na itu ?

Mereka mengobrol sesaat dan aku hanya bisa menahan nafas beserta sakit yang langsung menjalar ketika kulihat mereka berpelukan. Mataku dengan cepat mengabur karena air mata. Aku bisa merasakan tangan dan kakiku yang tiba tiba saja gemetaran. Jadi pesan suara itu hanya salam perpisahan semata ?

Kubalikkan tubuhku dan aku menggerakkan kakiku secepat yang kubisa. Pintu lift terbuka, aku berlari masuk dan jatuh terduduk. Air mata itu tumpah dan aku membiarkan lift kosong itu meredam suara isakanku. Meskipun yeoja itu bukanlah aku, meskipun dia bukan diriku. Tapi kau sudah mencintainya kan cho kyuhyun.

Kyuhyun POV

“kalau begitu aku pulang dulu” re na tersenyum dan membungkuk memberi salam.

Aku tersenyum membalasnya.

“ehm”

“ada apa ?” tanyaku bingung melihatnya.

“bolehkan aku memelukmu kyuhyun ? hanya sekali, sekedar untuk salam perpisahan” pintanya sambil tersenyum malu.

Aku mengangguk pelan. Aku sudah menyakitinya jadi tidak ada salahnya jika aku memeluknya hanya sekali ini saja. Menyenangkan hatinya. Aku mendekatinya dan memeluknya. Dia membalas pelukan itu.

Apa aku melihat bayangan hye hee tadi ?

Ah, tidak. Tidak mungkin.

Re na melepaskan pelukannya membuatku tersadar. Bahkan disaat seperti ini aku masih bisa berimajinasi kehadirannya. Ya Tuhan.

“terima kasih” ujar re na dengan senyuman tulus dan dia berjalan pergi.

Hari ini, hari pernikahan hye hee dengan namja yang tidak kukenal itu. aku bahkan tidak tau dimana gedung tempat pesta pernikahan itu berlangsung. Aku hanya duduk diam dikursi caffe coklat tempat aku dan hye hee biasa kunjungi saat kami berjalan jalan keluar.

“kyuhyun !!”

Aku mendongakkan kepala dan melihat hyuk jae berjalan kearah mejaku bersama dengan seorang yeoja.

“sedang apa kau disini ? dimana hye hee ?” tanya hyuk jae mengambil tempat duduk dihadapanku.

“hye hee sedang berada dipesta pernikahannya, untuk apa kau bertanya padaku”

Hyuk jae mengerutkan keningnya dan berpandangan bingung dengan yeoja disampingnya.

“kau tidak tau ?”

“tidak tau apa ?” tanyaku malas.

“hye hee membatalkan pernikahannya” ujar hyuk jae membuatku mematung.

“apa ?”

“hye hee membatalkan pernikahannya 3 hari yang lalu, dan yang kutau dari yeojachinguku dia membatalkannya karna ingin mempertahankan hubungannya dengan seseorang yang dicintainya, dan kuyakin namja itu adalah dirimu” jelas hyuk jae.

“ka rin teman hye hee, ka rin mendapat kabar itu sendiri dari hye hee” sambung hyuk jae lagi sambil menoleh kearah yeojachingunya.

“dia bilang dia membatalkannya karna pesan suara dari namja yang dicintainya, dia tidak mengatakan siapa namja itu padaku. Dan setelah mendengar pesan itu dia bilang dia akan pergi ke apartement namja itu untuk menemuinya dan aku tidak mendengar kabar selanjutnya” yeojachingu hyuk jae ikut memberikan penjelasan.

Jadi itu bukan imajinasiku ? itu benar hye hee ?

Ya Tuhan. Kenapa aku bisa begitu bodoh.

“kau bisa menghubunginya ? tanya dimana dia sekarang” pintaku pada ka rin dengan nafas memburu.

Ka rin dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan menghubungi hye hee.

“hye hee, kau dimana ? apa ? dibandara ? kau mau terbang ke New York ? jam 10 nanti ?”

Tanpa menunggu lama aku bangkit dari dudukku dan berlari secepat yang kubisa menuju mobilku.

Aku tidak ingin kehilangannya. Tidak akan. Aku tidak akan siap untuk itu.

Nafasku memburu, kakiku masih kugerakkan untuk berlari secepat yang kubisa. Kepalaku menoleh kekanan kekiri mencari sosoknya.

BRUK …

“maaf. Maaf” aku membungkuk meminta maaf lalu melihat jadwal penerbangan.

Masih ada waktu satu jam lagi. Kini aku hanya bisa berjalan, kakiku tidak bisa dipaksa untuk berlari terus menerus. Dan aku melihat sosoknya, berjalan menuju lorong chek in pesawat.

“hye hee !!” panggilku keras. Dia tidak menoleh.

Kali ini aku memaksa kakiku berlari sambil terus meneriaki namanya hingga akhirnya dia menoleh dan mematung. Aku berdiri tak jauh dari dan mengatur nafasku yang tidka beraturan akibat berlari. Setelah beberapa saat aku mengadahkan kepalku dan memandangnya.

“aku sudah bilangkan, tidak ada satu yeoja pun didunia ini yang bisa menggantikanmu. Tidak ada satu yeojapun yang bisa membuatku jatuh cinta seperti aku jatuh cinta padamu. Tidak ada, karna mereka bukan dirimu. Karna yeoja itu bukanlah kau, hye hee. Bukan kau yang kucintai, bukan dirimu yang telah menjadi oksigenku, bukan dirimu yang selalu ada dalam pikiranku”

Hye hee memandangku dengan mata berlinang air mata. Dia tersenyum lalu melepaskan genggamannya pada kopernya dan berlari kearahku. Aku merentangkan kedua tanganku menyambutnya dan dia jatuh dalam pelukanku.

“aku mencintaimu hye hee”

Tuhan, aku tidak akan melepaskan wanita ini. Aku tidak akan sanggup melakukannya.

Dia adalah dirinya yang selalu menjadi bayangan hidupku, dan tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya. Dia adalah sosok yang selalu memenuhi pikiranku dan tidak akan ada seorangpu yang bisa melakukan hal yang sama padaku. Dia adalah bagian hidupku, oksigenku, sebagian dari nyawaku.

END

Tinggalkan komentar